Kamis, 04 Oktober 2012

Ledi gaga oh... Ledi gaga

Sore-sore kayak gini paling enak nongkrong di angkringan bareng temenku Broto. Sambil klepas klepus rokok dan ngemil gorengan, kami ngobrol ngalur kidul. Tak sengaja mataku tersangkut di koran pembungkus sego kucing. Kumakan sego kucingnya lalu kubaca beritanya.
“Bro, ledi gaga tuh sapa toh?” tanyaku pada temanku si Broto yang duduk di kananku.
“ Huusss... jangan sembarangan kamu menyebut namanya !” Broto memelototiku.
“Lah emang kenapa toh bro ?” tanyaku.
“Mosok kamu gak kenal dengan dia !” dia balik bertanya
“ Gimana mau kenal. Denger namanya aja baru karena ini.” Aku menyodorkan kertas pembungkus sego kucing.
“Dia itu penyanyi. Cantik wajahnya. Tapi, dia seorang pemuja iblis. Dia dijuluki ibunya iblis,” terang si Broto.
“Mosok toh bro,” tanyaku lalu menyeruput kopi.
“Eh... ini orang dibilangin gak percaya! Kalo dia sudah menari-nari dan bernyanyi di depanmu maka kamu bisa jadi anaknya iblis. Setan.” Broto menerangkan sekali lagi
“Kok bisa ?” Tubuhku merapati Broto.
“Lah yah bisa lah... Ledi gaga itu kan kalo sudah menari dan menyanyi cuma pakai beha dan kancut aja. Bahkan, lama-lama telanjang bulat. Selain dari itu, dia dan para penarinya memeragakan hubungan seksual sesama jenis. Jika kamu melihatnya maka lama-lama kamu terbuai. Langsung jadi iblis” Wajah Broto tampak serius sekali menerangkan.
“Kok kamu tahu bro ?” Tanyaku untuk kesekian kali.
“Ya aku tahu karena diceritain ama tetanggaku. Kemarin dia ikut demo di Jakarta. Demo menolak kehadiran si Ledi gaga.” Broto lalu meneguk es tehnya.
“Emang si Ledi gaga mau ke negara kita bro ?” temanku cuma mengangguk.
“Buset... bisa jadi setan semua kita nanti bro !” Ucapku khawatir. Broto menghisap dalam rokoknya. Menghembuskan sambil manggut-manggut. Lalu aku bertanya lagi,“berarti tetanggamu udah jadi setan bro?”
Langsung si Broto menatapi tajam, “huss... jangan sembarangan kamu. Dia itu orang baik. Rajin berdoa.”
“Tapi kok tahu yah kalo si Ledi gaga suka menari dan menyanyi hanya memakai beha dan kancut aja.” Ungkapku.
“Dia tuh gak nonton. Dia cuma diceritain. Diceritain ama temennya. Temennya yang cerita itu tahu dari tetangganya. Tetangga yang cerita ke temannya temenku tadi tahunya dari orang sakti” Broto meruntutkan sumber informasinya.
“Kalau gitu kita datengin aja orang sakti itu bro. Kita tanya-tanya tentang ledi gaga. Siapa nama orang sakti itu bro ?”
Broto menggaruk hidungnya sambil mengingat-ingat, “kalo gak salah dengernya sih namanya mbah... sebentar... mbah gugel. Yah, mbah gugel.” Lalu Broto menatapku lesu, “lagian mbah gugel itu tinggalnya di jakarta. Tetangga temannya temenku kenal mbah gugel waktu ikut demo BBM di Jakarta.”
Aku menyeruput kopi. Mencomot tahu bunting goreng. Mengunyah pelan-pelan. Demikian pula Broto. Klepas-klepus menghabisi rokoknya. Tanpa suara. Entah apa yang dipikirkannya. Kalo aku masih penasaran pada Ledi gaga. Ledi gaga oh... Ledi gaga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar