Senin, 26 November 2012

Pissbuk... oh alah pissbuk...

Pada suatu sore saat tengah bersantai di beranda depan, tampak tergopoh Nopi, seorang kawan semasa kecil, menghampiri. Dengan agak kesulitan mengatur nafas ia menyampaikan niatannya datang ke rumahku.
“Bro, kamu harus membantuku !”ujarnya tersengal-sengal.
“Wee... Ada apa gerangan seorang kawan lama tiba-tiba hadir membutuhkan bantuanku. Bantuan apa yang bisa kuberikan padamu kawan ?”tanyaku.
“Kau harus membuatkanku pis...pis...buk ya pissbuk,” sambungnya.
Gedubrak...kaget campur geli mendengarnya tapi tidak sampai jadi ketawa karena takut yang punya niatan jadi tersinggung. “Facebook... maksudnya...?” tanyaku.
“Iya betul itu... Pissbuk!” tegasnya.
“Ah... gampang itu. Nanti malam kubuatkan kau facebook. Tapi, jika boleh tahu gerangan apa yang membuat engkau ingin membuat facebook ?” ujarku ingin tahu.
“Kau tau Yoyok ?” tanyanya. Aku menganggukan kepala sebagai jawab.
“Kata teman-teman di menjelek-jelekan aku di situ. Di pissbuk...” Nopi menjelaskan kepadaku. Aku cuma tersenyum.
“O... gitu yah. Kukira kau mau mengembangkan usaha combromu lewat facebook” ujarku. Kami lalu mengobrol panjang lebar sampai larut malam. Karena lelah, maka Nopi pun pulang. Aku masih duduk di beranda. Diam. Temenung. Merenungi si pissbuk.

Rasa penasaran pada si pissbuk mulai menumbuhi benakku. Aku pernah membaca di situs web BBC Indonesia, bahwa dari Januari sampai Februari 2012 telah terjadi 21 kasus penjualan seksual komersial melalui facebook yang terjadi di Surabaya dan 11 kasus lainnya ada di Jakarta juga menggunakan facebook. Bahkan situs web BBC Indonesia juga melansir berita seorang anak remaja berusia 18 tahun divonis bersalah oleh Pengadilan Negeri Kota Bogor, Jawa Barat karena dianggap menghina temannya melalui jejaring sosial facebook. Mengapa begitu banyak persoalan yang ditimbulkan facebook ?

Lalu, dimulailah perburuan informasi-informasi tentang facebook di internet. Di situs web Wikipedia Indonesia, Andreas Kaplan dan Michael Haenlein (2010) dalam artikel karangan mereka di Horizon Bisnis, mengatakan bahwa facebook merupakan media sosial yang termasuk jenis situs jejaring sosial. Yang mana, situs jejaring sosial adalah suatu aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain. Informasi pribadi itu dapat berupa biodata, foto atau video. Sebenarnya facebook bukanlah satu-satunya situs jejaring sosial yang ada di dunia maya. Banyak jenis situs jejaring sosial lainnya seperti my space, friendster, Hi5, twitter, Linked in, Bebo, Koprol, dan Yahoo! Meme. Situs jejaring sosial yang kali pertama muncul adalah Sixdegree.com di tahun 1997. Facebook sendiri diluncurkan pertama kali pada tanggal 4 Februari 2004 oleh Mark Zuckerberg sebagai media untuk saling mengenal bagi para mahasiswa Harvard. Di Facebook para user dapat bergabung dalam berbagai komunitas seperti kota, tempat kerja, sekolah, dan daerah asal untuk berinteraksi dengan orang lain. User juga dapat menambahkan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbarui profil pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya. Ringkas cerita, semua informasi berkait dengan facebook kubaca, mulai dari pengertian media sosial, pengertian jejaring sosial, sejarah facebook, biografi pendiri, kasus-kasus kriminal yang berkait dengan facebook, ulasan para blogger tentang dampak facebook, perkembangan pengguna facebook di Indonesia, sampai tinjauan filosofi facebook.

Huh... ternyata tidak ada yang salah pada facebook ! Dengan facebook kita bisa silahturahmi dengan para sahabat dan sanak saudara di tempat yang jauh. Dengan facebook kita bisa menambah teman. Dengan facebook kita mengembangkan diri melalui tulisan dan foto yang kita buat. Dengan facebook kita bisa belajar memasarkan barang. Wah... banyak juga yah manfaatnya. Tapi, mengapa persoalan-persoalan di atas bisa terjadi yah?

Sebuah analisa sederhana, persoalan pelecehan seksual dan penghinaan berkait dengan facebook terjadi karena tidak adanya sikap ugahari. Sikap ugahari adalah sikap tahu batas. Kita kadang lupa membatasi diri dalam mengungkapkan perasaan hati kita. Kita kadang lupa membatasi diri membeberkan informasi (foto dan video) tentang kita. Kita kadang lupa membatasi diri mengakses facebook tanpa melihat waktu dan tempat. Kita jadi sangat tebuka. Kita jadi sangat narsis. Kita jadi sangat hedonis. Nah karena sikap kita yang lupa diri, tidak ugahari, maka dampak negatif pun muncul. Bukankah kasus seorang anak remaja berusia 18 tahun divonis bersalah oleh Pengadilan Negeri Kota Bogor, Jawa Barat karena dianggap menghina temannya melalui jejaring sosial facebook terjadi terjadi akibat ia tidak dapat membatasi dirinya dalam mengungkapkan rasa tidak senang pada temannya. Tidak menutup kemungkinan pula kasus penjualan seksual komersial melalui facebook pun terjadi karena korban tidak bisa membatasi dirinya. Terus bagaimana? Yah, menjadi user yang arif dan bisa membatasi diri, merupakan cara jempol untuk menangkal dampak negatif facebook. Dan facebook pun bisa benar-benar menjadi pisss...buk !



*) dimuat dalam tabloid sekolah TARA, Edisi 07/Thn IV September 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar