Kamis, 27 September 2012

Air Mana yang Lebih Baik


Beberapa orang teman mulai membuka perbincangan sesaat setelah  melihat demonstrasi alat untuk mencek kandungan mineral dalam air kemasan.
"Ternyata air merk A lebih baik dari merk B," ujar seorang teman di sampingku.
"Tapi, tetep lebih baik air merk C," teman di depanku tak mau kalah.
"Ah, semua air jaman sekarang sama aja. sudah terkontaminasi polusi," tambah seseorang lagi.
"Lebih baik air sumur," seseorang lagi menambahi.
Seorang teman lantas bercerita bahwa ia mengkonsumsi air mineral yang untuk mendapatkannya harus merogoh kocek dalam-dalam. Tapi dijamin 100% sehat katanya.
"Wah... malah bisa bikin kanker tuh... Kantong kering ", seloroh temanku.
Wah... kalau dipikir-pikir betul juga yah. Sudah teramat susah mendapatkan air yang berkategori sehat di jaman berbalut polusi seperti sekarang. Polusi dimana-mana. Termasuk di air tentunya.
Hal ini lalu dilihat sebagai sebuah peluang bisnis. Industri pun lalu berlomba-lomba memproduksi air kemasan. Agar laku di pasar maka air kemasan pun dilabeli. Sehat. Segar. Alami. Dan label-label provokatif lainnya.
Ah, daripada pusing-pusing harus mikir minum air apa atau air yang mana yang sehat. Lebih baik asumsikan saja semua air sehat. Bukankah dengan keyakinan (iman) seorang Yesus mampu mengubah air menjadi anggur. Kita pun pasti dengan keyakinan kita juga bisa mengubah air biasa menjadi air sehat. Asalkan air yang kita minum memenuhi syarat air sehat. Tidak berbau. Tidak berwarna. Tidak berasa. Lalu, jika ternyata air yang kita minum malah bikin sakit bahkan kematian maka yah anggap aja udah nasib. Ya gak...?????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar