Minggu, 23 Maret 2014

bola itu bulat sih...

Entah siapa yang kali pertama berujar “bola itu bulat...” Yang jelas, di kemudian hari ujaran itu pun selalu jadi semacam rumusan pembenaran atas kejadian-kejadian tak masuk akal yang terjadi di dunia tendang menendang bola.

Masihkah ingat final Liga Champion tahun 1999, antara Manchester United dengan Bayern Munchen? Yah, Bayern Munchen dipaksa harus menyerah 2-1 di injury time. Padahal dalam 90 menit normal, Bayern Munchen sudah unggul 1-0. Huh menyesakkan, tapi mau gimana bola itu bulat sih...

Hal yang berulang kembali pada Bayern Munchen di Final Liga Champion 2012. Walau sudah bermain di kandangnya sendiri, yang secara otomatis mendapat tambahan pemain ke 12, dan sudah unggul 1-0. Tapi malapetaka bagi Munchen datang di menit ke 87 usai Didier Brogba berhasil menyarangkan gol. Kedudukan pun jadi imbang. Mau tak mau pertandingan terpaksa harus diakhiri dengan drama adu penalti. Walhasil Chelsea malah yang keluar sebagai juara. Apa mau dikata bola itu bulat sih... Sulit diprediksi!

Ada lagi sebuah fenomena menarik dalam dunia sepak bola yang terjadi di Liga Champion Eropa empat tahun terakhir ini. Fenomena ini berawal di kompetisi 2009/2010. Saat itu sang jawara adalah Internazionale Milan, tim asal negeri pizza, Italia. Hal yang membuatnya lalu menjadi menarik adalah karena kompetisi tahun lalu, secara kebetulan, digelar di Stadion Olimiade Roma, yang juga Italia.

Fenomena menarik ini sekali lagi terjadi di musim berikutnya, 2010/2011. Jawara Liga Champion Eropa kali ini adalah tim asal Spanyol, Barcelona FC. Dan ternyata final Liga Champion tahun lalu, 2009/2010, saat Internazionale Milan menjadi juara, digelar di Stadion Santiago Bernabéu Madrid, Spanyol. Kebetulan berulang lagi.

Sekali lagi kebetulan itu datang di tahun kompetisi 2011/2012, giliran klub asal Inggris yang berjaya. Chelsea tanpa terduga berhasil menjadi pemenang di pertarungan kasta tertinggi sepak bola Eropa. Final Liga Champion tahun lalu, 2010/2011, digelar di Stadion Wembley London, Inggris. Fenomena unik ini ternyata masih terus terjadi.

Pada tahun kompetisi 2011/2012, final Liga Champion diselenggarakan di stadion Allianz Arena Munchen, Jerman. Dan, yang terjadi di tahun 2012/2013, final Liga Champion mempertemukan dua wakil Jerman, All Germany Final. Bayern Munchen berhadapan dengan Borrussia Dortmund. Yang akhirnya dimenangi oleh Bayern Munchen dengan skor 2-1. Final Liga Champion 2012/2013 ini kembali berlangsung di stadion Wembley London, Inggris. Apabila fenomena kebetulan ini masih berlanjut, kemungkinan yang akan menjadi jawara Liga Champion Eropa di tahun 2013/2014 adalah tim berasal dari Inggris. Iya nggak...?

Ada empat tim asal liga Inggris yang bermain sampai babak 16 besar Liga Champion yakni: Arsenal, Manchester City, Manchester United, dan Chelsea. Arsenal sudah dipaksa menyerah oleh Bayern Munchen dengan skor agregat 3-1 Demikian juga dengan Manchester City. Tim asuhan Manuel Pellegrini ini pada akhirnya pun harus menyerah. Manchester City takluk dari tim asal Spanyol, Barcelona FC dengan skor agregat 4-1. Langkah kedua wakil Inggris itu harus  terhenti. Dan hanya jadi penonton di babak 8 besar. Sementara, tampaknya Dewi Fortuna masih menyayangi dua tim asal liga Inggris lainnya, Manchester United dan Chelsea.

Manchester United yang terseok-seok di Liga Inggris akibat ditinggal pelatih gaeknya, Opa Alex, tanpa terduga berhasil meloloskan diri dari lubang jarum. Setelah pada putaran pertama babak 16 besar dibantai 2-0 oleh tim asal Yunani, Olympiakos. Tapi, kemudian di putaran ke dua, di kandang sendiri, si Manchester Merah berhasil membalik keadaan dengan gantian membantai Olympiakos. Kali ini 3-0 untuk Manchester United. Tim asuhan Pakde Moyes ini pun lolos ke babak 8 besar dengan agregat 3-2. Luar biasa...

Lain lagi dengan Chelsea. Klub milik taipan kaya raya, Ibrahimovic, ini dipaksa bermain seri 1-1 di putaran pertama oleh tim asal Turki, Galatasary. Dan di putaran kedua, sang pemuncak klasmen sementara liga inggris ini, membantai Galatasary dengan skor 2-0. Dengan skor agregat 3-1, Chelsea pun melenggang ke babak 8 besar.

So... akankah Manchester United, yang di atas kertas, kali ini terpaksa harus tak diperhitungkan menjadi pemenang akan jadi jawaranya? Kayaknya sih hil yang mustahal mengingat di babak 8 besar akan langsung bertarung dengan sang juara bertahan Bayern Munchen. Tapi, Wallahu A’lam...

Ataukah sekali lagi Mr. Mou akan berhasil membuktikan bahwa dirinya benar-benar The Special One dengan menjadikan Chelsea sebagai juara? Kemungkinan bagi Chelsea masih terbuka, 50:50.  Mengingat lawan yang dihadapinya adalah Paris Saint Germain (PSG) yang meskipun tampil perkasa di Liga Perancis tapi tim ini masih miskin jam terbang di Liga Champion dibandingkan Mr. Mou dan Chelsea. Dan siapa tahu Chelsea diselamatkan oleh mitos “Kutukan Ibra...”

Akankah fenomena menarik ini kembali terjadi untuk ke lima kalinya. Aku tidak tahu. Anda tidak tahu. Siapa yang tahu? Habis bola itu bulat sih...